Inilah kembalinya jagoan paling badass, Max Payne dalam
game terbarunya, Max Payne 3. Kita akan melihat Max kembali melakukan
hal yang paling jago dilakukannya: menembaki lawan dalam bullet timedan
menjadi seorang one man army melawan pasukan musuh.
Berhubung Max tidak lagi muda, kali ini dia sudah tidak
sekeren dulu, malah kita akan melihat dia sebagai seorang "Fat Bald
Dude With A Bad Temper". Namun hal ini tidak mengurangi jagonya Max dalam
membantai para lawan dalam sebuah kisah panjang perjalanan Max sebagai bodyguard keluarga
Brazil yang dikemas dalam nuansa noir, di mana Max sangat suka
melakukan monolog.
Tampil sedikit berbeda, Max sepanjang cerita akan menenggak
berbagai minuman keras dan obat-obatan. Efek dari minum-minum ini diperlihatkan
dalam seluruh cutscene yang sengaja dibuat berdistorsi. Hal ini untuk
menunjukkan bagaimana kacaunya kehidupan Max akibat minuman keras dan
obat-obatan, namun berefek samping mengganggu kita sebagai yang melihat layar
tersebut, termasuk ketika Max menenggak obat yang menimbulkan efek yang sama.
Kita tetap bisa memainkan Max sewaktu belum menjadi "Fat Bald Dude"
Kalau boleh dibilang, Max Payne 3 meskipun
dihitung sebagai sebuah game third-person shooter,namun sepertinya lebih
pantas disebut sebagai sebuah cinematic action game. Transisi dari cutsceneke
adegan tembak-tembakan sangat mulus, bagaikan menonton sebuah film yang
diiringi dengan adegan interaktif. Adegan juga akan sedikit berubah tergantung
senjata yang sedang dibawa oleh Max.
Dari sisi gameplay, Max tetap bisa melakukan
tembak-tembakan menggunakan Bullet Time, baik secara normal maupun
sambil melakukan shootdodge. Kita bisa melakukan aiming dengan
tiga pilihan: free aim, soft lock ataupun hard lock. Bagi
pemain casual, hard lock / soft lock sangatlah membantu aiming,
sementara bagi para purist, free aim adalah pilihan yang
tepat.
Bagaikan movie, Max akan diclose-up sewaktu menembak musuh terakhir
Meskipun kita sedang tembak-tembakan, Max Payne 3 senantiasa
tampil dengan gaya sebuah movie. Ketika kita membunuh lawan terakhir pada
adegan tersebut, maka akan diperlihatkan angle Max sedang gaya
menembak dengan keren, dan kill camera yang menunjukkan
bagaimana sang lawan roboh ditembus peluru oleh Max.
Yang menjadi sedikit masalah adalah tidak hadirnya sebuah "map" yang
menunjukkan posisi kita, sehingga terkadang kita akan kesulitan mencari jalan
keluar, ataupun mencari tahu kemana seharusnya kita melangkah. Tapi mungkin ini
hanyalah masalah karena kita sudah terbiasa ditunjukkan harus jalan kemana oleh
game-game shooter lain.
Killcam
Sebagai sebuah game dengan rating "M", kita
sebagai Max Payne bisa melakukan berbagai hal brutal pada lawan dengan
efek-efek yang penuh darah. Kita bisa melakukan melee attack yang
diakhiri dengan eksekusi headshot, bisa menembaki lawan bertubi-tubi
sampai darah muncrat kemana-mana dengan killcam memberikan view jarak
dekat, sampai bahkan dengan bebas membunuh civilians.
Selain itu, game Max Payne 3 juga termasuk berani
dengan memperlihatkan adegan kekerasan pada wanita sampai terlihat benar-benar
hancur. Yang pasti, Max Payne 3 bukan untuk anak-anak, apalagi Max
sempat mengunjungi sebuah strip club lengkap dengan penari wanita
yang tidak mengenakan penutup dada.
Bergelantungan dan menembaki musuh bagaikan Hollywood action movie
Setelah menyelesaikan story mode, kita bisa mencoba mode
lain, yaitu sebuah Arcade Mode dan sebuah Multiplayer Mode. Pada Arcade
Mode, kita bisa memilih antara Score Attack ataupun New
York Minutes Mode (yang boleh juga disebut Time Attack).
Arcade Mode: Score Attack
Baru untuk Max Payne 3 adalah mode Multiplayer. Multiplayer di
game Max Payne?!? Untungnya, modemultiplayer ini bukanlah mode
asal buat, melainkan juga menggunakan fitur Max Payne yaitu Bullet
Time. Kita bahkan bisa mengkustomisasi avatar kita dengan banyak pilihan.
Kita juga bisa mengkustomisasi karakter pada multiplayer
Mode multiplayer yang disediakan selain Deathmatch dan Team
Deathmatch, ada juga Gang Wars, di mana Rockstar menggunakan story
mode dan ceritanya bisa berubah tergantung dari siapa yang menang,
serta Payne Killer, yang dimainkan mirip dengan Tag, di mana jika
kita membunuh pemain yang menjadi Max (atau tokoh utama lain), maka kita akan
menjadi Max, dan semua pemain lain mencoba membunuh kita.
Secara garis besar, Max Payne 3 tidak
mengecewakan. Mulai dari grafis yang realistik, voice actingyang sekelas
aktor Hollywood, serta lagu yang menawan membuat pengalaman menonton memainkanMax
Payne 3 tidak terlupakan.
Editor's Tilt - 9,0
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, Max Payne
3 lebih terasa bagaikan menonton film action bergaya noir dengan
adegan tembak-tembakan yang kita kendalikan. Memang ceritanya cukup pendek,
hanya 8 jam, tapi wow, benar-benar 8 jam yang seru bagaikan menonton
film action noir.
Max Payne tetap badass
Satu hal yang menurut saya pribadi agak mengurangi
kenikmatan menonton memainkan adalah kecilnya font dari subtitle yang
ditampilkan. Jadi kalau ada gangguan suara dari luar, kita akan sedikit
kesulitan membaca ceritanya. (ZBT)
Sumber dari: VGI
0 comments:
Post a Comment